Banyak orang yang saat ini sangat salah kaprah dengan yang namanya Aliran kejawen…
saat ini entah kenapa Aliran kejawen sangat dianggap sebagai suatu aliran yang menyesatkan dengan segala macam ritual kembang, menyan, dan berikut juga dengan berbagai ritual ruwatan….
Apakah salah aliran kejawen itu sendiri ?
Apakah benar apa yang semua anda baca dan anda dengar selama ini ?
Karena saya juga orang jawa dan berangkat dari keprihatinan saya akan salah paham ini maka saya menulis artikel ini. Sebelum kita mengupas lebih lanjut ada baiknya kita tahu dulu apa itu yang dimaksud dengan kejawen…..
Kejawen adalah sebuah keilmuan yang dipelajari dan diketahui secara turun temurun dari nenek moyang kita para leluhur kita yang sangat agung, kejawen sendiri berasal dari cara olah rasa untuk menciptakan keseimbangan pola hidup kita sebagai manusia dengan segala unsur Alam semesta ini yang terdiri dari unsur air, tanah, api, dan angin.
apabila kita menengok kebelakang sesungguhnya kejawen lebih dahulu ada dari pada agama- agama yang sekarang berkembang di indonesia ini. Berawal dari sebuah seni maka manusia dapat berproses menjadi manusia jawa yang sangat bermartabat.
kejawen adalah keseimbangan manusia dengan alam dan juga dengan Tuhannya itulah mengapa ajaran kejawen lebih banyak membahas dengan olah rasa, dari rasa itulah maka kita bisa menghormati dan saling menghormati sesama mahluk bahkan dengan mahluk yang ghaib sekalipun masyarakat jawa sangat menghargai itu.
seorang penganut kejawen sangat percaya sekali dengan apa yang dikatakan KARMA maka dalam diri seorang kejawen sangat menjaga perasaan setiap mahluk yang ada didunia ini. termasuk salah satunya mahluk ghaib.
Ajaran kejawen berasal dari tiga tindakan yaitu : Cipta, Rasa dan Karsa.
Cipta adalah niat yang berada dalam bathin atau otak manusia.
Rasa adalah perasaan kita atau hati nurani yang paling dalam.
karsa adalah keinginan untuk mewujudkan apa yang telah diimpikan / dipikirkan cipta tadi.
karena ajaran berdasankan pada rasa maka ajaran jawa atau Falsafah jawa sendiri lebih banyak melarang orang-orang yang menganutnya tidak melakukan apa yang mereka rasa menyakitkan apabila orang lain yg melakukan terhadap kita atau dengan kata lain menempatkan dirikita pada orang lain itulah mengapa banyak falsafah jawa yang berbunyi OJO ( jangan ).
seperti :
OJO DUMEH yang artinya Jangan mentang-mentang.
OJO KETUNGKUL MARANG KELUNGGUHAN, KADONYAN, LAN KEMAREMAN yang artinya Jangan terkungkung dengan kedudukan,keduniawian atau kesenangan belaka.
OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, OJO CIDRO MUNDAK CILOKO yang artinya Jangan merasa pandai agar kalian tidak salah arah dan jangan suka berbuat curang agar tidak celaka pada diri sendiri.
OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO yang artinya Jangan merasa berkuasa, sok besar, sok kaya, sok sakti atau sok pintar.
serta ojo ojo yang lain.
banyak orang yang salah adalah salah satu AGAMA.
padahal kejawen adalah salah satu ilmu luhur nenek moyang kaum jawa agar dapat hidup mulia
demikian sedikit ulasan dari saya jika ada yang salah mohon diluruskan
salam santun
KI HADI SURYO PAMUNGKAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar